Wednesday, March 9, 2011

dalam simfoni kegelapan

Andai saja ada yang mengerti tentang diriku. Seorang saja,aku hanya butuh seorang teman yang mengerti tentang diriku. Bukan seorang yang pura pura mengerti tentang aku. Bukan seorang yang memperalatku! Bukan seorang yang selalu membelaku meskipun dia tau aku salah..! aku hanya ingin seorang yang mengerti diriku.

......
            Maya memandang halaman depan rumahnya tanpa antusias. Hari ini,seperti hari hari lain, dia terperangkap dalam penjara tua yang disebut rumah. Angannya melayang tanpa arah. Hingga sapaan riang temannya membuyarkan lamunannya.
            “Maya...Maya...maain yuuuk.” Kata Nurul. “Kita kan udah lamaa ga main bareng,ayolah,hari ini saaaajaaa.”
            Maya memandang teman kecilnya itu sambil mendesah. Dengan ragu-ragu dia mulai beranjak mendekati Nurul. “Tapi bentar aja ya Rul,aku takut dimarahin bapak” kata Maya lirih. Dalam setiap kata yang dia ucapkan,selalu ada ketakutan yang mendalam. Seperti ada perasaan yang tak bisa dia ungkapkan. Entah perasaan apa itu.
            Jalan hari ini terasa begitu sejuk. Angin menerpa rambut mereka dengan halus. Taman yang mereka tuju memang tak terlalu luas. Namun cukup indah untuk bermain. Pepohonan tampak membuat suasana menjadi lebih nyaman. “May...kenapa sih kamu jadi kayak gini...? pendiem banget...padahal dulu kayak bebek....cerita dong sama aku” kata Nurul memecah keheningan. “eeh~ hmm,enggapapa kok. Hehehe” dengan muka lesu maya membalas.

......
            ....5 tahun kemudian....
it's funny how someone can break your heart...
and you still love them...
with all the little pieces...
what do you do...
when the one who broke your heart..
is the only one who can fix it..?
its sad when people you know...
become people you knew...
            i've learned that goodbyes will always hurt..
picture will never replace having been there...
memories good or bad will bring tears...
and words can never replace those feelings
 its always the same story..
he show me some love..
i start to think he's changed..
but once again he proves me wrong...
just like other time..
everything goes back to being the same..
everything else come befor me..
it was foolish to think he can change..
            when you said that we would be together forever...
i though that it ment till we die...
but...
i guess forever isn't a long as it used to be..
isn't it..?
oh...don't worry darl...
you didn't break my heart..
you complitely destroy it...
 sick of crying..
tired of trying...
yeah i'm smiling..
but inside,i'm dying...

“Aaaah~ akhirnya selesai juga nih Puisi...Dasar Mam,ngasih tugas kok ya kejem kejem amet...” Maya menghela nafas dan kemudian merebahkan badannya. Matanya menatap kosong ke langit langit kamarnya. Kamar sederhana dan dicat biru cerah. Mencerminkan hidupnya yang ceria. Ceria namun penuh rahasia. “Andai dia tau perasaanku padanya.”
Sembari mendengarkan MP3,dia memejamkan matanya. Berusaha melemaskan tubuhnya yang sejak tadi bekerja sangat keras. Dengan suara lirih Maya melantunkan sebuah lagu. “takkan pernah ada yang lain di sisi..Segenap jiwa hanya untukmu..Dan takkan mungkin ada yang lain disisi.. ku ingin kau disini tepiskan sepiku bersamamu..”
“Aduuuuh Mayaaaa....Suara kamu itu looh,beeriisiiik...” Dengan muka heran Maya menoleh ke arah datangnya suara itu. Dan diapun mendengus kesal. “Aaah~ resee luu Nic..baru enak enakan nyanyi juga,malah ngaget ngagetin gtuu..huh..” Dengan senyum kecil Maya melemparkan bantal birunya ke muka sang tamu tak diundang itu.
 “Eggh,emang mau ngapa sih Nic ke sini..? minta ajarin matematika..? Bahasa Inggris..? Biologi..? Atau jangan jangan mau makan gratis ya disini..? udaah ngaku aja deeh~”  Lanjutnya menyelidik.
“TeeeToooOOOt..!! salaah semua... itu pula,yang terakhir paling ga enak,masa minta makan gratis.. Aku mau curhat nih..si Krisna itu loh May..Dia pacaran sama Yuka..Gila kan? Sumpah aku sayang banget sama dia May...Yuka kan juga tau kalau aku itu bener bener sayang sama Krisna..Kenapa dia tega banget sih May sama aku..? Secara aku kurang apa coba..? Udah cantik,imut,lucu,manis~”
 Maya segera membungkam mulut Monic dan berkata “ Kamu mau curhat apa mau narsis sih..? yang bener dong..Emang kamu tau kalau mereka pacaran dari siapa?”
“ Iya iya..maaf deh maaf...Ya jelas lah tau..kan Yuka sendiri yang cerita ama aku.Sakit hati aku May.” Detik berikutnya,hanya ada keheningan dan isak tangis Monic.
“Sabar aja Nic,mungkin dia bukan cinta sejati kamu. Masih banyak cowo di dunia ini. Inget dong,ada pepatah,mati satu tumbuh seribu. Smangat ya?”
“Hu’um”

.....

 Hari itu sudah gelap. Angin bertiup kencang. Kilatpun menyambar nyambar menimbulkan cahaya walau hanya sekejap. Malam itu hujan turun sangat deras. Dan
Maya menatap kosong taman dari jendela rumahnya. Menatap setiap tetes air hujan yang mengalir di jendela rumahnya. Berusaha menghitung berapa banyak tetes tetes itu,namun selalu gagal. “Hhh,Yuka,satu lagi orang yang mengaku sahabat,ternyata dia adalah orang jahat. Selalu saja begitu. Sahabat. Tak ada yang bernama sahabat di dunia ini. Tak ada satupun manusia yang pantas disebut sahabat. Yuka,lihat aja besok.”
            Maya beranjak dari tempat duduknya. Dan menuju kasurnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Maya mematikan lampunya. Dan berusaha memejamkan mata. Sekali kali,kilat menyambar dan menimbulkan cahaya di kamar itu. Hujan sepertinya ingin menampakkan kebolehannya.

.....

            “May cerita dong,kenapa kamu sekarang jadi pendiam gini sih?” kata seorang gadis padanya. “Hhh,aku cuma sedih aja,orang yang aku anggap sebagai sahabatku,ternyata dia menghianatiku. Dia tak percaya padaku.”
            “Cerita ya sama aku” gadis itu melanjutkan. “Dulu,3 hari sebelum Jogja gempa,aku udah tau kalau bakal ada gempa.”

            Tiba tiba Maya terbangun. Badannya berkeringat hebat. Nafasnya terasa memburu. Saat itu juga ada kilat yang menyambar keras. Menimbulkan suara yang begitu keras. Kenangan 5 tahun lalu,mulai bangkit lagi. Kenangan yang ingin Maya lupakan. Kenangan pahit.
            Waktu sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Namun Maya masih terjaga. Dia nampak gelisah. Dia bolak balik badannya di atas tempat tidur. Hatinya benar benar tak tenang saat itu. Dia bangkit dari tempat tidurnya. Dan kembali duduk nenatap halaman dari balik jendela. Hujan sudah reda,namun sisa sisa hujan masih nampak terlihat. Pagi itu masih sangat gelap. Segelap hati Maya saat itu. Segelap perasaan Maya itu.
            “Sial,5 tahun sudah berlalu,dan masih ada luka di hatiku ini. Aku membencimu Inggrid. Aku membencimu Sahabat.” Kata itulah kata terakhir sebelum Maya mencoba tidur,tepat pada pukul 4 dini hari.

.....
            “Heh Yuk..!! Maksud lo tu apa sih?! Emang lo gatau apa kalau si Monic tu suka sama Krisna. Eh malah sekarang lo gebet tu Krisna. Jahat banget sih lo Yuk.” Pagi itu,saat jam istirahat,Maya dan Monica menghampiri Yuka, Maya melabrak Yuka,tanpa ampun dia memaki maki Yuka.
            “Hiks maaf May,maaf Nic,aku sayang sama dia” balas Yuka.
            “Tapi lo harusnya sadar..!! Lo udah ngehancurin hati Monic. Temen macam apa sih lo?! Semua yang lo bilang tentang arti sahabat sama kita,itu semua bullshit..!! Ngerti lo?! Mulai sekarang,Gue ga sudi punya temen macam lo..!!” Maya membentaknya lagi.
            “Hiks maaf May,aku engga bermaksud” Kata Yuka lirih. Namun Maya dan Monica tak membalasnya. Mereka pergi tanpa menoleh ke belakang sedikitpun. Hatinya sudah teguh. Dia tak akan memaafkan Yuka. Persahabatan mereka terhenti sampai disini. Menyisakan luka hati. Luka yang menambah buruk hati Maya yang telah hancur itu.

Aku tak percaya pada kata yang bernama sahabat. Mereka melukaiku. Mereka menyakitiku. Dan lihatlah,aku akan menyakiti kalian. Dengan caraku. Dengan jalanku.

.....
...1 tahun kemudian...

            “Waaah,kelas kita pisah ya Nic. Gurunya jahat deh.” Kata Maya dengan sedikit kecewa. Hari itu,adalah hari pertama mereka berseskolah di kelas 8. Maya dan Monica berharap mereka akan ditempatkan pada kelas yang sama. Namun ternyata,mereka ditempatkan di kelas yang berbeda. “Iya nih,pasti guru guru tau kalau kita gabung bakal ada kericuhan. Aku jadinya ada di kelas 8B.” Balas Monic tanpa semangat. “Aku 8E”
            “Ya udah May,lagian kita juga masih bisa ketemu kan. Pokoknya awas kamu kalau ngelupain aku. Kalau kamu sampai ngelupain aku,aku bunuh kamu May..!!”
            “Iya iya.....Aku engga akan ngelupain kamu kok. Ya udah,aku masuk dulu ya Nic. Daadaah..”
            Maya segera berlari kecil menuju kelas barunya. Kelas yang akan dia tempati selama 1 tahun dengan teman teman barunya. Terdengar bell tanda masuk sekolah berdering. Semua anak berhamburan menempati ruang kelas masing masing. Dan seketika,halaman sekolah yang tadinya ramai oleh murid murid,menjadi sepi.
            Suasana kelas barunya cukup nyaman. Namun sepertinya tak akan semenarik bila dia bersama Maya,pikirnya. Teman sekelasnya masih terlalu malu untuk menyapa satu dengan yang lainnya. Mayapun enggan untuk mulai berkenalan. Terlalu banyak teman baru yang harus dia hafalkan namanya. Biarlah dia ingat secara perlahan.
            “Ok Maya...Kamu pasti bisa...!! go..!! Go..!! semangat!” Maya bergumam lirih. Mecoba memberi semangat pada dirinya sendiri. Berusaha mencairkan ketegangan yang dia rasakan.

.......

            Maya menendang dan memukul anak lelaki itu. Seorang gadis berumur 11 tahun,memukul lelaki berumur 12 tahun tanpa ampun. Wajah gadis itu tanpa perasaan sedikitpun. Begitu dingin tatapannya. Tak seperti anak kebanyakan. Dari dalam tatapan itu, entah apa saja yang telah dia lakukan.
            “Gak usah belagu ya Mas. Sori,aku ga suka gaya kamu.” Maya berkata dingin pada lelaki itu. Abel namanya. Abel hanya bisa pasrah dipukul dan ditendang seperti itu. “May udah May,kasihan Abel.” Salah seorang temannya memegang tangan Maya yang nyaris mendarat tepat di muka Abel. “Huh” hanya dengusan kesal yang Maya katakan.
            “May,kok sekarang kamu engga pernah sama Inggrid lagi? Ada masalah ya sama dia?” Hati hati teman Maya itu bertanya seperti itu. “Sejak gempa itu,kamu udah jadi berubah May. Kamu jadi galak banget. Engga pernah sama Inggrid pula” dia melanjutkan lagi.
Namun maya tak berkata sepatah katapun. Dia meninggalkan temannya dalam keheningan. Membalik badannya,pergi,dan tanpa menoleh sedikitpun.
Biarlah kenangan ini menguap dengan berjalannya waktu. Namun dendamku tak akan pernah aku lupakan. Sahabat,Aku akan menjadi musuh bagimu.

.....
Ini adalah minggu ke 4 mereka masuk di kelas 8. Tak seperti biasanya,Maya memasuki kelas tanpa semangat sedikitpun. Mukanya sembab. Rambutnya tergerai berantakan. Semalam, Maya menelfon satu satunya teman Maya,Monica. Namun tak diangkatnya. Sudah seminggu Monica tak membalas sms dan mengangkat telfon Maya.
Dan kemarin,saat Maya mencoba menghubungi Monica untuk kedua kalinya, dari seberang telfon hanya terdengar 1 kalimat pendek “AKU TIDAK INGIN MENJADI TEMANMU LAGI” dan melupalah emosi Maya. Dia terisak dan berkata “Tapi kenapa Nic? Apa salah~~~” belum sempat Maya menanyakan alasannya,Telfon itu sudah diputus.
Dan malam itu Maya menangis hebat dan berteriak teriak. “Kamu sama aja Nic..!! Kamu juga menghianatiku seperti teman lain..!! Tidak punya perasaan.!! Apa kamu tau aku sakit kau katakan seperti itu?! Kenapa kau tega Nic...?!
Tangisan itu baru berhenti saat Maya secara tidak sengaja tertidur. Kembali hujan turun sangat deras. Kilat menyambar nyambar. Dan kenangan buruk itu melintas lagi.

....

“May cerita dong,kenapa kamu sekarang jadi pendiam gini sih?” kata seorang gadis padanya. “Hhh,aku cuma sedih aja,orang yang aku anggap sebagai sahabatku,ternyata dia menghianatiku. Dia tak percaya padaku.”
            “Cerita ya sama aku” gadis itu melanjutkan. “Dulu,3 hari sebelum Jogja gempa,aku udah tau kalau bakal ada gempa. Aku cerita ke temenku,Inggrid. Tapi dia bilang kalau dia engga percaya aku Rul. Dia bilang aku pembohong. Dia engga percaya sama aku. Aku Cuma bisa diam. Dan menangis. Tapi setelah 3 hari berikutnya, saat Yogya benar benar gempa,Inggrid percaya,tapi,dia juga menyalahkan aku atas apa yang terjadi,hiks.. Tega dia,kenapa orang yang begitu aku percayai,tidak mempercayai aku Rul..? dia bahkan mengatakan aku pembohong. Dari situ aku engga percaya lagi sama sahabat. Gaada yang namanya sahabat. Semuanya palsu. Maya yang sekarang,bukan Maya yang dulu.”

            Petir menyambar kembali,membuat kilatan yang sangat menakutkan. Dan Maya terbangun kembali,sama seperti saat pertama kali dia memimpikan mimpi ini. Badannya gemetaran. Dia berkeringat hebat. Tenggorokannya terasa sangat kering.
            Dia terlentang dan menatap langit langit kamarnya. Angannya entah melayang kemana. Pikirannya kacau. Hatinya sudah terlalu terluka. Terluka oleh masa lalu,yang memakan ribuan nyawa manusia,dan diperparah oleh sikap teman temannya.
            Dalam malam itu juga, Maya mengucap satu janji.
Aku tak akan pernah percaya pada Sahabat, saat temanku menghianatiku,diriku sebagai LittleKawai sang hacker akan bekerja di dunia maya. Akan aku buat mereka dipermalukan di seluruh dunia ini.

No comments:

Post a Comment